Semi
vocal platal /y/ bersuara dan hasilkan dengan mendekatkan depan lidah pada
langit-langit kera, tetapi tidak sampai menghambat udara yang keluar dari
paru-paru.
Contoh
:
/Yatim/ yatim
/kaya/ kaya
/sunay/ sungai
3.2.2.1 Alofan Konsona
SEperti halnya dengan vocal, tiap
konsonan mempunyai pula alofan yang dalam banyak hal ditentukan oleh posisi
fonem tersebut dalam kata atau suku kata.
Fonem/p/. Fonem /p/ mempunyai dua
alofan, yakni [p[ dan [p]. Alofan [p] adalah alofan lepas, artinya kedua bibir
yang terkatup dibuka untuk menghasilkan
bunyi. Alofan macam itu terdapat pada posisi awal suku kata ; karena itu,
alofan itu dapat pula terdap[at ditengah kata. Sebaliknya alofan [p] adalah
alofan tak lepas artinya, kedua bibir terkatup
untuk beberapa saat sebelum pembentukan bunyi berikutnya. Alofan itu
terdapat pada posisi akhir suku kata. Pada umumnya alofan seperti itu terdapat
pada akhir kata pula.
Contoh
:
[ pintu ] pintu
[ sampay ] sampai
[ tatap’ ] tatap
[ sadap’ ] sedap
[ Tankap’lah ] tangkaplah
Fonem /b/. Fonem /b/ mempunyai
alofan [b] yang posisinya selalu mengawali suku kata. Didalam kata, posisinya
juga dapat ditengah.
Contoh
:
[ baru ] baru
[ tambal ] tambal
[ tabrak ] tabrak
Apabila huruf <b> terdapat
pada akhir kata, grafem itu dilafalkan [p’] Namun bunyi [b] muncul kembali jika kata yang berakhir dengan huruf<b>
itu kemudian diikuti oleh akhiran yang mulai dengan vocal.
Contoh
:
[ adab ] [peradaban] adab peradaban
[wajib] [ kewajiban ] wajib kewajiban
[jawap’] [jawaban] jawab jawaban
Fonem /t/. Fonem /t/ mempunyai dua
alofan: [T] dan [t’] seperti halnya dengan [p]. [t] adalah alofan yang lepas,
yang pada pembentukannya ujung lidah menyentuh gusi dan segera melepaskannya.
Sebaliknya, alofan [t’]sibuat dengan ujung lidahmasih tetap melekat pada gusi untuk beberapa saat. Alofan [t]
terdapat pada awal suku kata, sedangkan, [t’] pada akhir suku kata.
Contoh
:
[ timpa] timpa
[santay] santai
[lompat] lompat
[tempat] tempat
Fonem /d/. Fonem /d/ mempunyai
alofan [d] dan posisinya selalu diawal suku kata. Seperti halnya dengan [b],
pada akhir kata ,d. dilafalkan [t’], tetapi berubah menjadi [d] jika diikuti
oleh akhiran yang mulai dengan vocal.
Contoh
:
[ duta] duta
[madu] madu
[tekat’] tekad
[obat’] obad
[obat’] obad
[murtat’] [kemurtadan] murtad kemurtadan
[mawlut] [mauludan] maulud mauludan
Fonem/k/. Fonem /k/ mempunyai dua
alofan, yakni alofan lepas [k] danyang tak lepas [k’]. alofan yang pertama
terdapat pada awal suku kata, sedangkan yang kedua pada akhir suku kata. Apad
akhir kata [k’] sering diganti dengan hambat glottal [?]. baik [k] maupun [k’]
terdapat pada tengah kata bunyi [?] ditengah kata dipakai oleh setengah orang
alih-alih [k], misalnya dalam kata kerusakan
yang dilafalkan sebagai [ kerusa?an].pelafalan seperti itu tersa janggal
bagi penutur bahasa Indonesia yang lain.
Contojg:
[kuran] kurang
[sukar] sukar
[politik] politik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar