Halaman

Minggu, 23 Maret 2014

BAB II BERPIKIR DEDUKTIF

Nama    : Janu Busniati
Npm    : 13211783
Kelas    : 3EA04



BAB II

2. Berpikir Deduktif

A. Silogisme Kategorial

Silogisme kategor ial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).

Hukum-hukum Silogisme Katagorik:
 Apabila salah satu premis bersifat partikular, maka kesimpulan harus partikular juga.
 Apabila salah satu premis bersifat negatif, maka kesimpulannya harus negatif juga.
 Apabila kedua premis bersifat partikular, maka tidak sah diambil kesimpulan.
 Apabila kedua premis bersifat negatif, maka tidak akan sah diambil kesimpulan.
 Apabila term penengah dari suatu premis tidak tentu, maka tidak akan sah diambil kesimpulan.
 Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term redikat yang ada pada premisnya.
 Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun premis minor.
 Silogisme harus terdiri tiga term, yaitu term subjek, predikat, dan term, tidak bisa diturunkan konklsinya.

B. Silogisme Hipotesis
Silogisme hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik.

Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetik :
o Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
o Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekuennya.
o Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecedent.
o Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya.

Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen dengan B, maka hukum silogisme hipotetik adalah :
 Bila A terlaksana maka B juga terlaksana.
 Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak sah - salah)
 Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak sah - salah)
 Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana.

C. Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain.

D. Silogisme Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan.

PERTANYAAN
1. Kalimat yang tepat untuk premis minor yang mengakui salah satu alternatif konklusi sah yaitu…
    a. Budi menjadi guru atau pelaut*
    b. Penjahat itu lari ke Solo atau ke Yogyakarta
    c. Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak pengusaha akan gelisah
    d. Jika politik pemerintah dilaksankan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul

2. Apabila salah satu premis bersifat partikular, maka kesimpulan harus partikular juga. Merupakan hukum dari silogisme…
    a. Alternatif            c.  Entimen
    b. Kategorial*            d.  Hipotesis

3. Premis minor yang mengakui bagian antecedent. Pengertian dari…
    a. Silogisme Alternatif        c.  Silogisme Entimen
    b. Silogisme Hipotesis*        d. Silogisme Kategorial

4. Silogisme yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari adalah…
    a. Silogisme Alternatif        c.  Silogisme Entimen*
    b. Silogisme Hipotesis        d.  Silogisme Kategorial

5. Contoh dari kalimat entimen adalah…
    a. Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu*
    b. Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul
    c. Politik pemerintahan tidak dilaksanakan paksa
    d. Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah



Tidak ada komentar:

Posting Komentar